Jumat, 09 Januari 2015

SKRIPSI PERKEMBANGAN PERSYARIKATAN DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH CABANG MERDEN KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA SAMPAI TAHUN 2013



PERKEMBANGAN PERSYARIKATAN DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH CABANG MERDEN KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA
SAMPAI TAHUN 2013











S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata I
Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah


Oleh:

ISRIA RIZQONA FIRDAUSYI
1001020054





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014









BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
        Organisasi merupakan suatu wadah penyaluran aktifitas dan aspirasi bagi para anggotanya, sehingga mereka dapat mengimplementasikan ide-ide yang mereka miliki didalam organisasi tersebut. Ada banyak organisasi-organisasi Islam yang mulai sekitar abad XX bermunculan yaitu Serikat Islam, Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.  
        Organisasi Muhammadiyah berdiri pada tanggal 18 November 1912 Masehi atau 8 Zulhijah 1330 Hijriyah. Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta, lebih tepatnya di Kauman Yogyakarta. Pendiri organisasi Muhammadiyah adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan.
        Muhammadiyah adalah gerakan yang bersifat reformis dengan tujuan untuk pemurnian ajaran agama Islam dari unsur-unsur yang bersumber dari non Islam, gerakan ini juga bersifat modernis, yaitu menyesuaikan umat Islam dengan perkembangan teknologi modern tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam (G. Moedjayanto, 1988: 32).
1
        Sejak berdirinya pada tanggal 18 November 1912 Masehi, Muhammadiyah telah banyak memberikan sumbangan yang begitu besar kepada masyarakat, bangsa dan negara. Muhammadiyah telah banyak berhasil mengikis bentuk-bentuk keyakinan yang berbau Syirik, tahayyul, bid’ah dan khurafat.
        Selain telah banyak membantu keberhasilan mengikis bentuk keyakinan yang berbau Syirik, tahayyul, bid’ah dan khurafat, pada perkembanganya organisasi Muhammadiyah juga memiliki banyak bidang amal usaha antara lain dalam bidang pendidikan, sosial dan juga kesehatan. Bidang pendidikan Muhammadiyah mulai dengan mendirikan sekolah-sekolah dengan basis Islam. Sedangkan dalam bidang sosial Muhammadiyah telah mendirikan lembaga sosial berupa panti sosial Muhammadiyah sebagai wujud kepedulian Muhammadiyah terhadap masyarakat miskin dan sebagainya. Bidang kesehatan amal usaha Muhammadiyah bisa dilihat dengan didirikannya balai-balai pengobatan PKU (Pembina Kesejahteraan Umat), rumah bersalin dan lain sebagainya.
        Setelah Muhammadiyah berkembang pesat dan memiliki banyak amal usaha, maka daerah kekuasaan organisasi Muhammadiyah mulai diperluas keberbagai daerah di wilayah Indonesia. Muhammadiyah juga mulai mencoba mendirikan berbagai cabang-cabang organisasi Muhammadiyah di berbagai tempat hampir seluruh wilayah Indonesia.
Daerah operasi Muhammadiyah mulai diluaskan setelah tahun 1917. Pada tahun itu Budi Utomo mengadakan kongresnya di Yogyakarta (rumah Kiyai Haji Dahlan dibuat sebagai pusat dari kongres tersebut) saat itu Dahlan telah dapat mempesona itu melalui tabligh yang dilakukannya. Pengurus Muhammadiyah akhirnya menerima permintaan dari berbagai tempat di Jawa untuk mendirikan cabang-cabangnya (Deliar Noer, 1996: 87).
        Perkembangan jumlah anggota berhubungan langsung dengan penambahan jumlah cabang. Setelah kegagalan pembentukan cabang sampai tahun 1920, cabang-cabang baru muncul pada tahun berikutnya, terutama sejak perubahan anggaran dasar pada pertengahan tahun 1921. Sebelum terjadi perubahan anggaran dasar, aktivitas cabang Muhammadiyah di daerah lain dilakukan oleh organisasi yang mempunyai nama yang berbeda, seperti perkumpulan Sidiq Amanah Tablig Fatonah di Surakarta, Al-Hidayah di Garut, Nurul Islam di Pekalongan, dan Al-Munir di Makassar (Abdul Munir Mulkhan, 2010: 54).
        Pembentukan cabang Muhammadiyah tersebut juga sampai ke wilayah pimpinan Muhammadiyah Banjarnegara. Banjarnegara sebagai salah satu daerah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dan jaraknya tidak begitu jauh dengan tempat kelahiran Muhammadiyah (Yogyakarta), akhirnya menerima ide pembaharuan Islam dari Muhammadiyah. Bahkan sekitar dekade tiga puluhan telah menyebar dan berkembang di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara.
        Melihat perkembangan Muhammadiyah yang begitu pesat di Banjarnegara maka mulailah dibentuknya cabang-cabang kepemimpinan Muhammadiyah di seluruh pelosok Kabupaten Banjarnegara, salah satunya didirikannya kepemimpinan Muhammadiyah wilayah Cabang Merden. Persyarikatan Muhammadiyah cabang Merden ini berada di salah satu desa di Kecamatan Purwanegara, yaitu Desa Merden. Walaupun pusat kepemimpinan Muhammadiyah Cabang Merden berada di suatu desa, namun cakupan wilayahnya meliputi hampir seluruh desa yang berada di Kecamatan Purwanegara.
        Masuk dan berkembangnya Persyarikatan Muhammadiyah di wilayah cabang Merden telah banyak memberikan kontribusi kepada warga masyarakat sekitar wilayah cabang Merden tersebut, baik dalam bidang pendidikan, sosial, keagamaan maupun kesehatan. Selain itu Muhammadiyah Cabang Merden juga turut memberikan peranannya dalam pemerintahan setempat. Hal itu bisa dilihat dengan banyaknya, bahkan hampir 90% dari anggota Muhammadiyah cabang Merden yang turut aktif didalam jabatan pemerintahan setempat.
        Muhammadiyah cabang Merden memiliki beberapa amal usaha baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, maupun bidang sosial. Amal usaha Muhammadiyan cabang Merden ini diantaranya ialah dalam bidang kesehatan dengan adanya PKU (Pembina Kesehatan Umat), bidang pendidikan dengan adanya TK Bustanul Athfal, Madrasah Diniyah, SD Muhammadiyah/Madrasah Ibtidaiyah, dan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah serta perintisan Pondok Pesantren. Sedangkan dalam bidang Dakwah terdapat tempat ibadah, tempat pengajian dan juga Mubaligh/ghot. Muhammadiyah cabang Merden juga memiliki tanah wakaf dan juga organisasi-organisasi otonom, seperti ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul’Aisyiyah, Ikatan Remaja Muhammadiyah dan Embrio Kepanduan Hizbul Wathan.
        Dari uraian di atas maka penulis mengangkat permasalahan ini untuk penelitian dengan judul “Perkembangan Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyah Cabang Merden Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara sampai Tahun 2013”. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang sejarah perkembangan, amal usaha dalam bidang pendidikan dan juga non pendidikan, selain itu juga akan sedikit menyinggung peran Muhammadiyah terhadap pemerintahan daerah setempat. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat berkontribusi terhadap organisasi Muhammadiyah cabang Merden supaya tetap eksis dan semakin maju dengan berbagai amal usahanya serta meningkatkan kembali jiwa organisasi kepada para pemuda-pemuda Indonesia pada umumnya dan pemuda Muhammadiyah pada khususnya.

B. Rumusan Masalah
        Dari uraian diatas tersebut, maka penulis mengangkat permasalahan yang akan diteliti, diantaranya yaitu :
1.      Bagaimana kondisi umum Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara?
2.      Bagaimana perkembangan persyarikatan Muhammadiyah cabang Merden sampai tahun 2013 ?
3.      Apa saja amal usaha persyarikatan Muhammadiyah cabang Merden dalam bidang pendidikan dan non pendidikan ?


C. Tujuan Penelitian
        Suatu kegiatan ilmiah tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai, adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui kondisi umum Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.
2.      Untuk mengetahui perkembangan persyarikatan Muhammadiyah cabang Merden sampai tahun 2013.
3.      Untuk mengetahui amal usaha persyarikatan Muhammadiyah cabang Merden dalam bidang pendidikan dan non pendidikan.

D. Manfaat Penelitian
        Suatu kegiatan penelitian tentunya memberikan manfaat baik bagi peneliti, objek yang diteliti maupun instansi yang terkait dalam penelitian. Adapun manfaat dari penelitia ini dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah, memperkaya perbendaharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu studi masyarakat Indonesia dan kehidupan keagamaan di Indonesia.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, khususnya program studi pendidikan sejarah, adalah mampu menambah referensi tentang organisasi-organisasi persyarikatan keagamaan di Indonesia khususnya tentang organisasi Muhammadiyah.
b.      Bagi organisasi Muhammadiyah Banjarnegara, khususnya cabang Merden sehingga dari penelitian ini dapat disumbangkan kepada persyarikatan tersebut, dalam bentuk karya tulis ilmiah (Skripsi).
c.       Bagi masyarakat di wilayah cabang Merden dapat memberikan gambaran tentang perkembangan dan peranan amal usaha persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden.
d.      Bagi peneliti, memeperoleh gambaran tentang persyarikatan Muhammadiyah, khususnya perkembangan dan peran persyarikatan Muhammadiyah cabang Merden sampai tahun 2013.

E. Tinjauan Pustaka
1.      Persyarikatan Muhammadiyah
Berbicara tentang Persyarikatan Muhammadiyah, maka akan diungkapkan beberapa pendapat yang mengkaji tentang Muhammadiyah, diantaranya yaitu dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997: 440), menyatakan bahwa persyarikatan berasal dari kata serikat yang artinya adalah persatuan, perkumpulan.
Menurut Tata Usaha Muhammadiyah, yang disusun oleh H. Mh. Djaldan Badawi (2003: 27), berpendapat persyarikatan adalah suatu bentuk organisasi di mana anggota-anggotanya secara bersama-sama menjadi pemilik dan penguasa dari organisasinya. Oleh karena itu mereka mempunyai hak, kekuasaan dan kewajiban yang sama terhadap organisasinya. 
Deliar Noer (1996: 84) dalam bukunya Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, menyatakan sebuah organisasi sosial Islam yang terpenting di Indonesia sebelum Perang Dunia II dan mungkin juga sampai saat sekarang ini adalah Muhammadiyah. Oganisasi ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya dan beberapa anggota Budi Utomo untuk mendirikan lembaga pendidikan  yang bersifat permanen.
Sependapat dengan Deliar Noer, Abdul Munir Mulkhan dan Ahmad Syafii Maarif (2010: 1) dalam bukunya yang berjudul 1 Abad Muhammadiyah, menyatakan Muhammadiyah merupakan sebuah persyarikatan atau organisasi Islam yang lahir di Yogyakarta pada 9 Zulhijah 1330 Hijriah bertepatan dengan 18 November 1912 Masehi. Pendiri utamanya adalah Ahmad Dahlan, seorang ulama dan ketib Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang tinggal di kampung Kauman, Yogyakarta.
Selain itu Abdul Munir Mulkhan (1990: 45) dalam buku yang berbeda yaitu berjudul Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif Perubahan Sosial juga menyatakan pendapatnya bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang beranggotakan orang-orang yang berusaha mengidentifikasikan dirinya sebagai pengikut, penerus dan pelanjut perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam mengembangkan tata kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan A.Jainuri (1981: 51) dalam buku Muhammadiyah gerakan Reformasi Islam di Jawa pada Awal Abad ke-20, menyatakan pendapatnya bahwa Muhammadiyah adalah gerakan reformasi Islam, yang berusaha membersihkan Islam dari unsur-unsur no Islam dan mengadakan pembaharuan dalam bidang pendidikan, selain itu juga mengadakan pembaharuan pemikiran Islam.
Begitu juga Suwarno dalam bukunya Relasi Muhammadiyah, Islam, dan Negara (2010: 18), menyatakan Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan merupakan bagian dan sekaligus mata rantai dari gerakan pembaharuan Islam modern. Hal ini karena kelahiran Muhammadiyah bergumul dengan pemikiran para tokoh pembaruan Islam, baik yang pra-modern maupun yang modern. Di samping itu, komitmen Muhammadiyah untuk menegakkan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan landasan Al-Qur’an dan As Sunnah, serta kontribusinya yang telah diberikan kepada umat Islam dan bangsa Indonesia ini telah membuktikan posisi Muhammadiyah sebagai salah satu gerakan pembaruan Islam modern yang paling berpengaruh, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Dunia Islam.
Manhaj Gerakan Muhammadiyah (2012: 383), juga menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang melaksanakan dakwah amar maruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Sedangkan Muktamar Muhammadiyah ke-38 yang berlangsung dari tanggal 1-6 Sya’ban 1391 H bertepatan dengan 21-26 September 1971 di Ujung Pandang (2012: 375), menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam yang beramal dalam bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau organisasi apapun.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan di dalam buku Tata Usaha Muhammadiyah, yang disusun oleh H. Mh. Djaldan Badawi (2003: 23) menyatakan, persyarikatan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi tempat berhimpunnya orang-orang yang sadar akan kewajibannya sebagai umat Islam untuk menegakkan agamanya di muka bumi, sebagai pelaksanaan amanat Allah yang dibebankan kepada hamba-Nya. Agar supaya tugas itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, mereka berhimpun dan mendirikan organisasi Muhammadiyah.
Penulis dapat simpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa Muhammadiyah adalah suatu organisasi Islam yang ingin mengadakan pembaharuan dalam masyarakat baik melalui pendidikan maupun melalui bidang non pendidikan dengan tujuan agar masyarakat tersebut berpikir maju dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Landasan Teori dan Pendekatan
1.      Landasan Teori
        Teori yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan teori organisasi. Menurut Indriyo dan I Nyoman (2000: 1-3), menyatakan bahwa pengertian organisasi secara ringkas adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian di atas menunjukan bahwa organisasi memiliki empat unsur yaitu :
a.       Organisasi merupakan suatu sistem
Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya. Organisasi sebagai suatu sistem adalah sistem terbuka, di mana batas organisasi adalah lentur dan menganggap bahwa faktor lingkungan sebagai input.
b.      Pola Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi dalam pola tertentu. Urut-urutan pola aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dilaksanakan secara relatif teratur dan berulang-ulang. Pola kegiatan tersebut dilakukan secara teratur dan berulang-ulang.
c.       Sekelompok Orang
Organisasi pada dasarnya merupakan kumpulan orang-orang. Adanya keterbatasan-keterbatasan pada manusia mendorongnya untuk membentuk organisasi. Kemampuan manusia baik fisik maupun daya pikirnya terbatas, demikian juga waktu yang terbatas, sementara aktivitas yang harus dilakukan selalu meningkat maka mendorong manusia untuk membentuk organisasi. Jadi dalam setiap organisasi akan terdiri dari sekelompok orang. Orang-orang yang ada dalam organisasi berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.
d.      Tujuan Organisasi
Organisasi didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu tujuan yang sifatnya abstrak dan dimensi jangka panjang, yang menjadi landasan dan nilai-nilai yang melandasi organisasi itu didirikan. Tujuan organisasi seperti itu disebut dengan “misi organisasi”. Jenis tujuan yang lain disebut dengan “tujun operasional” atau sering juga disebut dengan objectif.
      Teori organisasi dibagi menjadi 3 teori, yaitu :
1)         Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisional)
            Teori klasik (classical theory) berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun 1800 (abad 19). Menurut Indriyo dan I Nyoman (2000: 13) menyatakan bahwa teori ini dikemukakan oleh Max Weber. Weber dikenal sebagai tokoh organisasi klasik, yang menekankan pada penerapan struktur birokrasi yang tinggi pada semua organisasi.
            Keith Davis dan John W (1985: 4), menerangkan bahwa kebanyakan perusahaan bergantung pada organisasi klasik untuk membangun strukturnya karena teori ini berkaitan dengan unsur-unsur dalam suatu lembaga, seperti kuasa, tanggung jawab, pembagian kerja, spesialisasi, dan kesalingbergantungan semua bagian. Proses pengorganisasian dapat ditinjau dengan dua cara. Ia dapat dipandang sebagai proses konstruksi di mana sejumlah besar unit kerja yang kecil digabungkan menjadi pekerjaan, departemen, divisi, dan akhirnya sebuah lembaga. Atau organisasi dapat dipandang sebagai proses analisis untuk mengelompokan bidang pekerjaan tertentu menjadi divisi, departemen, dan akhirnya pekerjaan ditugaskan kepada orang tertentu.
a)Teori Birokrasi
Sudarno Wiryohandoyo (2002: 47), menyatakan bahwa Weber berpendapat, birokrasi meliputi birokrasi publik (yang semua dalam struktur pemerintahan) dan birokrasi privat (yang hidup dalam kehidupan organisasi swasta).
Indriyo dan I Nyoman (2000: 253), menyatakan bahwa menurut Weber birokrasi adalah konsep sosiologi yang berkaitan dengan kumpulan aktivitas organisasi yang jelas dan rasional. Kata birokrasi berasal dari bahasa Perancis “bureau”, yang artinya “kantor”. Secara singkat birokrasi adalah kumpulan atau serangkaian dari pengorganisasian kantor atau organisasi secara berhati-hati dengan melaksanakan fungsi spesialisasi sesuai dengan kejelasan peran dan prosedur. Struktur birokrasi memiliki enam karakteristik seperti berikut :
(1)   Pembagian kerja atas dasar spesialisasi fungsional
(2)   Penentuan hierarki wewenang dengan baik
(3)   Sistem aturan mengatur hak dan kewajiban pekerja
(4)   Hubungan yang bersifat impersonal
(5)   Promosi dan seleksi didasarkan pada keahlian yang kompeten
(6)   Komunikasi dan catatan tertulis.
Keith Davis dan John W (1985: 9), berpendapat bahwa birokrasi dicirikan dengan sistem administrasi yang besar dan rumit yang beroprasi dengan menekankan impersonalitas. Karakteristik utamanya adalah penekanan pada spesialisasi, hierarki wewenang yang kaku, pengaturan dan pengendalian terinci, dan impersonalitas.
b)      Teori Administrasi
Salah satu tokoh teori administrasi adalah Henry Fayol seorang industralis  dari perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum) (Unisada. Bab 1-4 Manajemen.https://www.google.com/url?q=http://ft.unsada.ac.id/ wp-content/ uploads/ Oktober 2010.bab-1-4-mana.pdf./14 Desember 2013). Pada tahun 1841-1925 mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi adalah :
(1)   Pembagian kerja (division of work)
(2)   Wewenang dan tanggung jawab (authorityand responsibility)
(3)   Disiplin (discipline)
(4)   Kesatuan perintah (unity of command)
(5)   Kesatuan pengarahan (unity of direction)
(6)   Mendahulukan kepentingan umum dari pada pribadi
(7)   Balas jasa (remuneration of personnel)
(8)   Sentralisasi (centralization)
(9)   Rantai scalar (scalar chain)
(10)  Aturan (oreder)
(11)  Keadilan (equity)
(12)  Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
(13)  Inisiatif (initiative)
(14)  Semangat korps (spirit de corps)
c)      Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah (scientific management) dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Ada 2 pendapat tentang manajemen ilmiah. Pendapat pertama mengatakan manajemen ilmiah adalah penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Pendapat kedua mengatakan manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme atau teknik “a bag of tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.

2)      Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi)
Aliran neoklasik (hubungan manusia) muncul karena ketidak puasan pada pendekatan klasik yang tidak menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Manajer menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola prilaku yang rasional, sehingga pembahasan sisi prilaku manusia dalam organisasi menjadi penting. Dalam aliran neoklasik ini Hugo Munsterberg (1863-1916) menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi eksperimen. Elton Mayo (1880-1949) menyarankan manajer berintraksi dengan bawahan. Untuk menciptakan hubungan baik maka manajer harus mengerti faktor faktor sosial dan psikologi bawahan.
(Andi.9FaktorProduksiManajemen.ocw.usu.ac.id/course/9_faktor_produksi_manajemen_.pdf.14 Desember 2013).
3)      Teori Organisasi Modern
Salah satu aliran besar dalam teori organisasi adalah teori modern, yang kadang-kadang disebut juga analisa sistem (Muhammad. Teori  Organisasi Modern. http://muhamadmuslihlatief91.wordpress.com /3  Mei 2013 / 33 -teori-organisasi-modern/ 14 Desember 2013). Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses, bagian dan fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Teori Organisasi Modern berawal dari dasar pemikiran, yaitu:
a)      Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya.
b)      Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
c)      Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi,
skalar dan vertikal.
Ciri-ciri organisasi modern adalah :
a)      Organisasi bertambah besar
b)      Pengolahan data semakin cepat
c)      Penggunaan staff lebih intensif
d)     Kecenderungan spesialisasi
e)      Memiliki prinsip-prinsip organisasi
f)       Memiliki unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap (Muhammad. Teori Organisasi Modern. http://muhamadmuslihlatief91.wordpress .com/3 Mei 2013/33-teori-organisasi-modern/14 Desember 2013).
Setelah berbagai pengertian dari teori-teori organisasi diatas, maka teori yang paling relevan dengan penelitian ini adalah teori organisasi modern. Hal itu karena ciri-ciri dalam teori organisasi modern mirip dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh organisasi persyarikatan Muhammadiyah. Ciri-ciri tersebut diantaranya yaitu :
a)      Organisasi bertambah besar
      Hal ini dapat dilihat dari susunan organisasi Muhammadiyah yang menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah (2005: 11) pasal 9 yang berisi tentang susunan organisasi Muhammadiyah, terdiri atas : ranting, cabang, daerah, wilayah dan pusat. Adanya susunan organisasi yang seperti itu maka dapat disimpulkan bahwa organisasi Muhammadiyah telah berkembang pesat dan menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
b)      Pengelolaan Data Semakin Cepat.
      Ciri ini dapat dilihat dengan berbagai teknologi yang digunakan organisasi Muhammadiyah dalam berdakwah. Misalnya, menggunakan web resmi Muhammadiyah alamat web tersebut yaitu: www.muhammadiyah.or.id, selain itu juga menggunakan sosial media seperti Facebook dan juga Twitter sebagai media dakwa secara online. Adapun organisasi Muhammadiyah juga mengembangkan ilmu teknologinya dengan menerbitkan stasiun televise yang diberi nama ADTV (Ahmad Dahlan TV) yang hanya tersiar di Yogyakarta. Berbagai teknologi telah digunakan organisasi Muhammadiyah, hal itu ditujukan untuk mempercepat pengolahan data sehingga semakin cepat pula data tersebut dapat disampaikan kepada anggota Muhammadiyah yang lain.
c)      Penggunaan Staff Lebih Intensif
      Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah (2005: 10) telah menjelaskan dalam pasal 8 tentang Anggota serta Hak dan Kewajibannya. Dimana anggota Muhammadiyah dibagi menjadi 3, yaitu :
(1)   Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia beragama Islam.
(2)   Anggota Luar Biasa ialah orang Islam bukan warga negara Indonesia.
(3)   Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap Muhammadiyahdan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Muhammadiyah.
      Pembagian keanggotaan tersebut dimaksudkan supaya staff-staff atau anggota-anggota yang dimiliki dapat dimanfaatkan lebih intensif lagi.
d)     Memiliki Prinsip-Prinsip Organisasi
      Hal ini bisa dilihal dengan dibuatnya Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) yang merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni budaya yang menunjukan prilaku uswah hasanah atau teladan yang baik (PP Muhammadiyah, Manhaj Gerakan Muhammadiyah, 2005: XXV). Selain itu juga terdapat Anggaran Dasar dan Anggaran Ruah Tangga Muhammadiyah. Prinsip-prinsip yang dimiliki Muhammadiyah semuanya terdapat dalam PHIWM dan juga AD/ART Muhammadiyah tersebut.


e)      Memiliki unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap.
      Muhammadiyah juga memiliki unsur-unsur organisasi yang termasuk lengkap. Hal itu dapat dilihat dengan pembagian wilayah kepemimpinan yaitu: Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, Ranting. Selain itu juga unsur dalam organisasi Muhammadiyah yaitu unsur pembantu pimpinan yang terdapat pada bab VII Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah. Unsur-unsur tersebut diantaranya :
(1)   Unsur pembantu pimpinan terdiri atas Majelis dan Lembaga.
(2)   Majelis adalah unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan sebagian tugas poko Muhammadiyah.
(3)   Lembaga adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan tugas pendukung Muhammadiyah.
(4)   Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Penggunan teori organisasi modern dalam penelitian ini manfaatnya adalah untuk memudahkan dalam mengetahui perkembangan persyarikatan Muhammadiyah Merden serta perkembangan amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah Merden melalui ciri-ciri dari organisasi modern tersebut. Selanjutnya ciri-ciri yang ada di dalam organisasi modern dihubungkan ke dalam penelitian untuk mengetahui perkembangan persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah Cabang Merden sampai 2013.
2.      Pendekatan
              Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 yaitu :
a.       Pendekatan Sosiologi
        Indriyo dan I Nyoman (2000: 9), menyatakan ilmu sosiologi membahas tentang sistem sosial dan interaksi manusia dalam sistem sosial. Sumbangan ilmu sosiologi terhadap perilaku keorganisasian terutama pemahaman tentang perilaku kelompok di dalam organisasi.
        Menurut Sartono Kartodirdjo (1992: 140-141) menyatakan bahwa sosiologi sejarah adalah studi sosiologis mengenai suatu kejadian atau gejala di masa lampau. Yang pertama dilakukan oleh sejarawan, sedang yang kedua oleh sosiolog. Adapun hasilnya mungkin tidak banyak berbeda. Sejarawan yang menguraikan struktur-struktur dari masa tertentu sudah semestinya banyak memakai konsep-konsep sosiologi, seperti stratifikasi sosial, kelas sosial, elite, struktur kekuasaan, dan lain sebagainya.
        Keith Davis dan John W (1985: 226), berpendapat pendekatan sosial mengakui bahwa apa yang terjadi di luar perusahaan akan mempengaruhi praktik perilaku organisasi di dalam perusahaan. Di samping itu, apa yang terjadi di dalam perusahaan akan mempengaruhi masyarakat. Pimpinan perusahaan harus senantiasa waspada dan tanggap terhadap lingkungan luar ini, karena merupakan pengaruh atas operasi di dalam.
        Penggunaan pendekatan sosiologi dalam penelitian ini berhubungan dengan objek yang akan diteliti mengenai permasalahan sosial dari organisasi Muhammadiyah Cabang Merden. Oleh sebab itu pendekatan sosiologi ini peneliti kaitkan dengan berbagai hal dalam penelitian ini terutama dalam bidang amal usaha sosial, seperti amal usaha yang berhubungan langsung dengan masyarakat sekitar wilayah penelitian.
b.      Pendekatan Psikologi Sosial
        Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (2001: 3), mendefinisikan Psikologi Sosial Sebagai : “Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial”. Tedapat 3 wilayah studi Psikologi Sosial :
1)         Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses invidual, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat). Walaupun topik-topik ini bukan monopoli dari psikologi Sosial, namun pisokologi sosial tidak dapat menghindar dari studi tentang topik-topik ini.
2)      Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial dan sebagainya.
3)      Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi, hubungan kekuasaan, otoriter, konformitas (Keselarasan), kerja sama, persaingan, peran dan sebagainya.
        Istilah individu dalam definisi di atas menunjukan bahwa unit analisis dari psikologi sosial adalah individu, bukan masyarakat atau kebudayaan. Terdapat rangsangan-rangsangan sosial yang berupa manusia dan seluruh hasil karya manusia yang ada di sekitar individu. Termasuk dalam karya-karya manusia ini antara lain adalah norma-norma, kelompok sosial dan produk-produk sosial lainnya.
        Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (2001: 4) juga menyatakan tujuan Psikologi Sosial yaitu untuk mengerti suatu gejala atau fenomena. Setelah mengerti suatu fenomena, kita dapat membuat peramalan-peramalan tentang kapan akan terjadinya fenomena tersebut dan bagaimana fenomena tersebut akan terjadi. Selanjutnya, dengan pengertian dan kemampuan peramalan itu, kita dapat mengendalikan fenomena itu sampai batas-batas tertentu.
        Indriyo dan I Nyoman (2000: 9), menyatakan bahwa ilmu psikologi memberikan sumbangannya terhadap perilaku keorganisasian terutama dalam hal pemahaman tentang perilaku individu dalam organisasi. Psikologi, terutama psikologi organisasi mencoba untuk memahami, meramalkan dan mengendalikan perilaku seseorang dalam organisasi.
        Stephen P. dan Timothy A (2008: 15-16), berpendapat psikologi sosial memadukan konsep dari psikologi dan sosiologi, meskipun pada umumnya dianggap sebagai cabang dari psikologi. Psikologi sosial berfokus pada pengaruh seseorang terhadap individu lainnya. Satu bidang utama yang diteliti oleh psikologi sosial adalah perubahan cara menerapkannya dan cara mengurangi hambatan terhadap penerimanya. Selain itu, kita juga menemukan psikologi-psikologi social yang memberikan kontribusi signifikan dalam bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap; pola komunikasi; dan pembangunan kepercayaan. Psikologi sosial telah memberikan kontribusi yang penting terhadap studi kita tentang perilaku, kekuatan, dan konflik kelompok.
        Pendekatan Psikologi Sosial juga digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Hal itu karena psikologi sosial berhubungan dengan sesuatu yang akan diteliti oleh penulis. Hubungan tersebut yaitu tentang individu-individu yang menjadi anggota Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden.
        Individu-individu tersebut peneliti ambil sampel yang nantinya akan dijadikan sebagai narasumber dalam penelitian ini. Seperti misalnya hubungan antara sesama anggota Muhammadiyah Cabang Merden akan lebih erat hubungan persaudaraannya dibandingkan dengan hubungan diantara anggota Muhammadiyah dengan masyarakat yang tidak masuk didalam keanggotaan, hubungannya hanya sebatas menjaga tali silaturahmi dan persaudaraan. Selain itu biasanya anggota Muhammadiyah Cabang Merden akan lebih disegani oleh masyarakat sekitar karena dianggap memiliki kuasa dalam mengatur roda pemerintahan di desa Merden khususnya dan wilayah Cabang Merden pada umumnya.
       
G. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, sebab penelitian ini berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Metode penelitian sejarah adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis terhadap rekaman atau peninggalan peristiwa di masa lampau (Louis Gottsclak, 1975: 32). Menurut Nugroho Notosusanto (1975: 103), tahap-tahap dalam penelitian Sejarah meliputi Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi.
Adapun langkah-langkah dalam penelitian sejarah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1.      Heuristik
      Heuristik merupakan kegiatan menghimpun jejak sejarah, pada tahap ini peneliti diharuskan menghimpun fakta-fakta dan mengumpulkan sebagai sumber data. Peneliti ditahap ini tidak terlalu kesulitan dalam mencari fakta-fakta maupun data-data yang akan dijadikan sebagai sumber penelitian. Fakta-fakta dan sumber-sumber yang diperoleh antara lain dari dokumen-dokumen kegiatan dan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden.
      Peneliti juga melakukan observasi ke Desa Merden di mana Cabang Merden berada, kemudian melakukan observasi secara langsung ke kantor sekretariat Pimpinan Cabang Merden dan juga ke beberapa ranting sekitar desa Merden. Selain itu juga peneliti akan melakukan wawancara kepada beberapa tokoh Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden untuk dijadikan sebagai narasumber sehingga data yang diperoleh menjadi lebih valid lagi. Adapun narasumber yang akan diwawancara antara lain :
a.       H. Yunus Munawir       : Ketua PCM Periode XI (1991-1995) dan 2013 menggantikan kepemimpinan Khayan AS, S.Ag. M. Pd yang wafat.
b.      Wartojo                         : Ketua PCM Periode XIII (2000-2005)
c.       Soleh Santoso S.Pd.i    : Selaku Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Merden
d.      Sukarso S.Pd                : Selaku Kepala Desa Merden
e.       Dharsum Asy S.Pd       : Selaku Sekretaris PCM Merden
2.      Kritik Sumber
      Kritik sumber merupakan kegiatan menyelidik sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan. Pada tahap ini merupakan suatu usaha untuk mendapatkan jejak-jejak sejarah yang benar-benar otentik serta mengandung informasi yang relevan dengan tema sejarah yang hendak disusun. Kritik sumber dibagi menjadi 2 yaitu kritik intern dan kritik ekstern. Hal yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah mengolah sumber yang diperoleh baik dari data-data dokumen maupun dari hasil wawancara kepada narasumber. Data tersebut kemudian dicari data yang paling valid baik dari data yang diperoleh melalui kritik intern maupun kritik ekstern. Cara untuk mencari kevalidan data misalnya dengan melihat data hasil dari wawancara serta dokumen-dokuman apakah cocok atau tidak antara keduanya, apabila cocok maka bisa peneliti katakan data tersebut mendekati valid.
      Data dari kritik intern yaitu data-data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada narasumber serta dokumen-dokumen Persyarikatan Muhammadiyan Cabang Merden, sedangkan kritik ekstern adalah data-data yang diperoleh dari berbagai buku-buku yang berkaitan atau yang relevan dengan penelitian ini.
3.      Interpretasi
      Interpretasi yaitu menentukan makna saling berhubungan dari sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan. Hal ini dimaksudkan agar sumber data yang ada mampu mengungkapkan suatu permasalahan dengan jelas berdasarkan data-data atau keterangan tersebut. Peneliti diharuskan menyusun fakta-fakta sejarah secara kronologis. Pada tahap ini peneliti harus mengurutkan fakta-fakta dari data yang diperoleh secara kronologis tentang Perkembangan dan Peran Persyarikatan Muhammadiyan Cabang Merden sampai tahun 2013.
4.      Historiografi
      Historiografi merupakan langkah terakhir di dalam penelitian sejarah. Historiografi sendiri adalah merupakan penyajian cerita sejarah, penyajian ini dilakukan secara kronologis, artinya sesuai dengan urutan kejadian suatu peristiwa sejarah. Secara umum tahap-tahap historiografi ini merupakan suatu usaha sintesa terhadap sumber-sumber data yang telah ditemukan. Peneliti dalam tahap ini menyusun semua fakta yang telah diurutkan sehingga menjadi sebuah cerita atau bentuk penelitian tentang Perkembangan Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyan Cabang Merden Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara Sampai Tahun 2013.

H. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi ini disusun ke dalam lima bab.
Bab satu pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodelogi penelitian dan sistematika skripsi.
Bab dua kondisi umum Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. Membahas tentang kondisi geografis Kecamatan Purwanegara dan keadaan keagamaan serta keadaan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Purwanegara.
Bab tiga perkembangan Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden sampai tahun 2013. Membahas tentang kelahiran Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden dan juga perkembangannya dari periode per periode sampai tahun 2013.
Bab empat amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden dalam bidang pendidikan dan non pendidikan. Pembahasannya meliputi amal usaha apa saja yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden dalam bidang pendidikan dan juga non pendidikan.
Bab lima simpulan dan saran, berisi mengenai kesimpulan dari penelitian srkipsi ini dan saran-saran.