PERKEMBANGAN PERSYARIKATAN DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
CABANG MERDEN KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA
SAMPAI TAHUN 2013
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Strata I
Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
ISRIA RIZQONA FIRDAUSYI
1001020054
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Organisasi merupakan suatu wadah
penyaluran aktifitas dan aspirasi bagi para anggotanya, sehingga mereka dapat
mengimplementasikan ide-ide yang mereka miliki didalam organisasi tersebut. Ada
banyak organisasi-organisasi Islam yang mulai sekitar abad XX bermunculan yaitu
Serikat Islam, Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.
Organisasi Muhammadiyah berdiri pada
tanggal 18 November 1912 Masehi atau 8 Zulhijah 1330 Hijriyah. Muhammadiyah
didirikan di kota Yogyakarta, lebih tepatnya di Kauman Yogyakarta. Pendiri organisasi
Muhammadiyah adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan.
Muhammadiyah adalah gerakan
yang bersifat reformis dengan tujuan untuk pemurnian ajaran agama Islam dari
unsur-unsur yang bersumber dari non Islam, gerakan ini juga bersifat modernis,
yaitu menyesuaikan umat Islam dengan perkembangan teknologi modern tanpa
meninggalkan nilai-nilai Islam (G. Moedjayanto, 1988: 32).
1
|
Selain telah banyak
membantu keberhasilan mengikis bentuk keyakinan yang berbau Syirik, tahayyul,
bid’ah dan khurafat, pada perkembanganya organisasi Muhammadiyah juga memiliki
banyak bidang amal usaha antara lain dalam bidang pendidikan, sosial dan juga
kesehatan. Bidang pendidikan Muhammadiyah mulai dengan mendirikan
sekolah-sekolah dengan basis Islam. Sedangkan dalam bidang sosial Muhammadiyah
telah mendirikan lembaga sosial berupa panti sosial Muhammadiyah sebagai wujud
kepedulian Muhammadiyah terhadap masyarakat miskin dan sebagainya. Bidang
kesehatan amal usaha Muhammadiyah bisa dilihat dengan didirikannya balai-balai
pengobatan PKU (Pembina Kesejahteraan Umat), rumah bersalin dan lain sebagainya.
Setelah
Muhammadiyah berkembang pesat dan memiliki banyak amal usaha, maka daerah
kekuasaan organisasi Muhammadiyah mulai diperluas keberbagai daerah di wilayah
Indonesia. Muhammadiyah juga mulai mencoba mendirikan berbagai cabang-cabang
organisasi Muhammadiyah di berbagai tempat hampir seluruh wilayah Indonesia.
Daerah operasi Muhammadiyah mulai diluaskan setelah tahun 1917. Pada
tahun itu Budi Utomo mengadakan kongresnya di Yogyakarta (rumah Kiyai Haji
Dahlan dibuat sebagai pusat dari kongres tersebut) saat itu Dahlan telah dapat
mempesona itu melalui tabligh yang dilakukannya. Pengurus Muhammadiyah akhirnya
menerima permintaan dari berbagai tempat di Jawa untuk mendirikan
cabang-cabangnya (Deliar Noer, 1996: 87).
Perkembangan jumlah anggota berhubungan
langsung dengan penambahan jumlah cabang. Setelah kegagalan pembentukan cabang
sampai tahun 1920, cabang-cabang baru muncul pada tahun berikutnya, terutama
sejak perubahan anggaran dasar pada pertengahan tahun 1921. Sebelum terjadi
perubahan anggaran dasar, aktivitas cabang Muhammadiyah di daerah lain
dilakukan oleh organisasi yang mempunyai nama yang berbeda, seperti perkumpulan
Sidiq Amanah Tablig Fatonah di Surakarta, Al-Hidayah di Garut, Nurul Islam di
Pekalongan, dan Al-Munir di Makassar (Abdul Munir Mulkhan, 2010: 54).
Pembentukan cabang Muhammadiyah tersebut
juga sampai ke wilayah pimpinan Muhammadiyah Banjarnegara. Banjarnegara sebagai
salah satu daerah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dan jaraknya
tidak begitu jauh dengan tempat kelahiran Muhammadiyah (Yogyakarta), akhirnya
menerima ide pembaharuan Islam dari Muhammadiyah. Bahkan sekitar dekade tiga puluhan
telah menyebar dan berkembang di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara.
Melihat perkembangan Muhammadiyah yang
begitu pesat di Banjarnegara maka mulailah dibentuknya cabang-cabang
kepemimpinan Muhammadiyah di seluruh pelosok Kabupaten Banjarnegara, salah
satunya didirikannya kepemimpinan Muhammadiyah wilayah Cabang Merden.
Persyarikatan Muhammadiyah cabang Merden ini berada di salah satu desa di
Kecamatan Purwanegara, yaitu Desa Merden. Walaupun pusat kepemimpinan
Muhammadiyah Cabang Merden berada di suatu desa, namun cakupan wilayahnya
meliputi hampir seluruh desa yang berada di Kecamatan Purwanegara.
Masuk dan berkembangnya Persyarikatan
Muhammadiyah di wilayah cabang Merden telah banyak memberikan kontribusi kepada
warga masyarakat sekitar wilayah cabang Merden tersebut, baik dalam bidang
pendidikan, sosial, keagamaan maupun kesehatan. Selain itu Muhammadiyah Cabang
Merden juga turut memberikan peranannya dalam pemerintahan setempat. Hal itu
bisa dilihat dengan banyaknya, bahkan hampir 90% dari anggota Muhammadiyah
cabang Merden yang turut aktif didalam jabatan pemerintahan setempat.
Muhammadiyah cabang Merden memiliki
beberapa amal usaha baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, maupun
bidang sosial. Amal usaha Muhammadiyan cabang Merden ini diantaranya ialah
dalam bidang kesehatan dengan adanya PKU (Pembina Kesehatan Umat), bidang
pendidikan dengan adanya TK Bustanul Athfal, Madrasah Diniyah, SD Muhammadiyah/Madrasah
Ibtidaiyah, dan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah serta perintisan Pondok
Pesantren. Sedangkan dalam bidang Dakwah terdapat tempat ibadah, tempat
pengajian dan juga Mubaligh/ghot. Muhammadiyah cabang Merden juga memiliki
tanah wakaf dan juga organisasi-organisasi otonom, seperti ‘Aisyiyah, Pemuda
Muhammadiyah, Nasyiatul’Aisyiyah, Ikatan Remaja Muhammadiyah dan Embrio
Kepanduan Hizbul Wathan.
Dari uraian di atas maka penulis
mengangkat permasalahan ini untuk penelitian dengan judul “Perkembangan Persyarikatan
dan Amal Usaha Muhammadiyah Cabang Merden Kecamatan Purwanegara Kabupaten
Banjarnegara sampai Tahun 2013”. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti
tentang sejarah perkembangan, amal usaha dalam bidang pendidikan dan juga non
pendidikan, selain itu juga akan sedikit menyinggung peran Muhammadiyah
terhadap pemerintahan daerah setempat. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat
berkontribusi terhadap organisasi Muhammadiyah cabang Merden supaya tetap eksis
dan semakin maju dengan berbagai amal usahanya serta meningkatkan kembali jiwa
organisasi kepada para pemuda-pemuda Indonesia pada umumnya dan pemuda
Muhammadiyah pada khususnya.
B. Rumusan
Masalah
Dari uraian diatas tersebut, maka
penulis mengangkat permasalahan yang akan diteliti, diantaranya yaitu :
1.
Bagaimana kondisi umum Kecamatan Purwanegara Kabupaten
Banjarnegara?
2.
Bagaimana perkembangan persyarikatan Muhammadiyah
cabang Merden sampai tahun 2013 ?
3.
Apa saja amal usaha persyarikatan Muhammadiyah cabang
Merden dalam bidang pendidikan dan non pendidikan ?
C. Tujuan
Penelitian
Suatu kegiatan ilmiah tentunya memiliki
tujuan yang hendak dicapai, adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian
ini adalah :
1.
Untuk mengetahui kondisi umum Kecamatan Purwanegara
Kabupaten Banjarnegara.
2.
Untuk mengetahui perkembangan persyarikatan
Muhammadiyah cabang Merden sampai tahun 2013.
3.
Untuk mengetahui amal usaha persyarikatan Muhammadiyah
cabang Merden dalam bidang pendidikan dan non pendidikan.
D. Manfaat
Penelitian
Suatu kegiatan penelitian tentunya
memberikan manfaat baik bagi peneliti, objek yang diteliti maupun instansi yang
terkait dalam penelitian. Adapun manfaat dari penelitia ini dibagi menjadi dua
yaitu :
1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah, memperkaya perbendaharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan terutama
ilmu-ilmu studi masyarakat Indonesia dan kehidupan keagamaan di Indonesia.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, khususnya
program studi pendidikan sejarah, adalah mampu menambah referensi tentang
organisasi-organisasi persyarikatan keagamaan di Indonesia khususnya tentang
organisasi Muhammadiyah.
b.
Bagi organisasi Muhammadiyah Banjarnegara, khususnya
cabang Merden sehingga dari penelitian ini dapat disumbangkan kepada
persyarikatan tersebut, dalam bentuk karya tulis ilmiah (Skripsi).
c.
Bagi masyarakat di wilayah cabang Merden dapat
memberikan gambaran tentang perkembangan dan peranan amal usaha persyarikatan
Muhammadiyah Cabang Merden.
d.
Bagi peneliti, memeperoleh gambaran tentang
persyarikatan Muhammadiyah, khususnya perkembangan dan peran persyarikatan
Muhammadiyah cabang Merden sampai tahun 2013.
E. Tinjauan
Pustaka
1.
Persyarikatan Muhammadiyah
Berbicara tentang Persyarikatan
Muhammadiyah, maka akan diungkapkan beberapa pendapat yang mengkaji tentang
Muhammadiyah, diantaranya yaitu dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997: 440),
menyatakan bahwa persyarikatan berasal dari kata serikat yang artinya adalah
persatuan, perkumpulan.
Menurut Tata Usaha Muhammadiyah, yang disusun oleh H. Mh. Djaldan Badawi
(2003: 27), berpendapat persyarikatan adalah suatu bentuk organisasi di mana
anggota-anggotanya secara bersama-sama menjadi pemilik dan penguasa dari
organisasinya. Oleh karena itu mereka mempunyai hak, kekuasaan dan kewajiban
yang sama terhadap organisasinya.
Deliar Noer (1996: 84) dalam bukunya
Gerakan Moderen Islam di Indonesia
1900-1942, menyatakan sebuah organisasi sosial Islam yang terpenting di
Indonesia sebelum Perang Dunia II dan mungkin juga sampai saat sekarang ini
adalah Muhammadiyah. Oganisasi ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912 oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya
dan beberapa anggota Budi Utomo untuk mendirikan lembaga pendidikan yang bersifat permanen.
Sependapat dengan Deliar Noer, Abdul
Munir Mulkhan dan Ahmad Syafii Maarif (2010: 1) dalam bukunya yang berjudul 1 Abad Muhammadiyah, menyatakan Muhammadiyah
merupakan sebuah persyarikatan atau organisasi Islam yang lahir di Yogyakarta
pada 9 Zulhijah 1330 Hijriah bertepatan dengan 18 November 1912 Masehi. Pendiri
utamanya adalah Ahmad Dahlan, seorang ulama dan ketib Keraton Ngayogyakarto
Hadiningrat yang tinggal di kampung Kauman, Yogyakarta.
Selain itu Abdul Munir Mulkhan (1990: 45) dalam buku yang berbeda yaitu
berjudul Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan
Muhammadiyah dalam Perspektif Perubahan Sosial juga menyatakan pendapatnya
bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang beranggotakan orang-orang yang
berusaha mengidentifikasikan dirinya sebagai pengikut, penerus dan pelanjut
perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam mengembangkan tata kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan A.Jainuri (1981: 51) dalam buku Muhammadiyah gerakan Reformasi Islam di Jawa pada Awal Abad ke-20,
menyatakan pendapatnya bahwa Muhammadiyah adalah gerakan reformasi Islam, yang
berusaha membersihkan Islam dari unsur-unsur no Islam dan mengadakan
pembaharuan dalam bidang pendidikan, selain itu juga mengadakan pembaharuan
pemikiran Islam.
Begitu juga Suwarno dalam bukunya Relasi
Muhammadiyah, Islam, dan Negara (2010: 18), menyatakan Muhammadiyah yang
didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan merupakan bagian dan sekaligus mata rantai dari
gerakan pembaharuan Islam modern. Hal ini karena kelahiran Muhammadiyah
bergumul dengan pemikiran para tokoh pembaruan Islam, baik yang pra-modern
maupun yang modern. Di samping itu, komitmen Muhammadiyah untuk menegakkan
dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan landasan Al-Qur’an dan As Sunnah, serta
kontribusinya yang telah diberikan kepada umat Islam dan bangsa Indonesia ini
telah membuktikan posisi Muhammadiyah sebagai salah satu gerakan pembaruan
Islam modern yang paling berpengaruh, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di
Dunia Islam.
Manhaj Gerakan Muhammadiyah (2012:
383), juga menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang melaksanakan
dakwah amar maruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
Sedangkan Muktamar Muhammadiyah
ke-38 yang berlangsung dari tanggal 1-6 Sya’ban 1391 H bertepatan dengan
21-26 September 1971 di Ujung Pandang (2012: 375), menyatakan bahwa
Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam yang beramal dalam bidang kehidupan
manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak
merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau organisasi apapun.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat
disimpulkan di dalam buku Tata Usaha
Muhammadiyah, yang disusun oleh H. Mh. Djaldan Badawi (2003: 23)
menyatakan, persyarikatan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi tempat
berhimpunnya orang-orang yang sadar akan kewajibannya sebagai umat Islam untuk
menegakkan agamanya di muka bumi, sebagai pelaksanaan amanat Allah yang
dibebankan kepada hamba-Nya. Agar supaya tugas itu dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, mereka berhimpun dan mendirikan organisasi Muhammadiyah.
Penulis dapat simpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa
Muhammadiyah adalah suatu organisasi Islam yang ingin mengadakan pembaharuan
dalam masyarakat baik melalui pendidikan maupun melalui bidang non pendidikan
dengan tujuan agar masyarakat tersebut berpikir maju dengan berpedoman kepada Al-Qur’an
dan Al-Hadits.
Landasan
Teori dan Pendekatan
1.
Landasan Teori
Teori
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan teori
organisasi. Menurut Indriyo dan I Nyoman (2000: 1-3), menyatakan bahwa
pengertian organisasi secara ringkas adalah suatu sistem yang terdiri dari pola
aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian di atas
menunjukan bahwa organisasi memiliki empat unsur yaitu :
a. Organisasi
merupakan suatu sistem
Organisasi merupakan suatu sistem
yang terdiri dari subsistem atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama
lainnya dalam melakukan aktivitasnya. Organisasi sebagai suatu sistem adalah sistem
terbuka, di mana batas organisasi adalah lentur dan menganggap bahwa faktor
lingkungan sebagai input.
b. Pola
Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan oleh
orang-orang di dalam organisasi dalam pola tertentu. Urut-urutan pola aktivitas
yang dilakukan oleh organisasi dilaksanakan secara relatif teratur dan
berulang-ulang. Pola kegiatan tersebut dilakukan secara teratur dan
berulang-ulang.
c. Sekelompok
Orang
Organisasi pada dasarnya merupakan
kumpulan orang-orang. Adanya keterbatasan-keterbatasan pada manusia
mendorongnya untuk membentuk organisasi. Kemampuan manusia baik fisik maupun
daya pikirnya terbatas, demikian juga waktu yang terbatas, sementara aktivitas
yang harus dilakukan selalu meningkat maka mendorong manusia untuk membentuk
organisasi. Jadi dalam setiap organisasi akan terdiri dari sekelompok orang.
Orang-orang yang ada dalam organisasi berinteraksi dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.
d. Tujuan
Organisasi
Organisasi didirikan untuk mencapai
suatu tujuan. Tujuan organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu
tujuan yang sifatnya abstrak dan dimensi jangka panjang, yang menjadi landasan
dan nilai-nilai yang melandasi organisasi itu didirikan. Tujuan organisasi
seperti itu disebut dengan “misi organisasi”.
Jenis tujuan yang lain disebut dengan “tujun
operasional” atau sering juga disebut dengan objectif.
Teori
organisasi dibagi menjadi 3 teori, yaitu :
1)
Teori
Organisasi Klasik (Teori Tradisional)
Teori klasik (classical theory) berisi konsep-konsep
tentang organisasi mulai tahun 1800 (abad 19). Menurut Indriyo dan I Nyoman
(2000: 13) menyatakan bahwa teori ini dikemukakan oleh Max Weber. Weber dikenal
sebagai tokoh organisasi klasik, yang menekankan pada penerapan struktur
birokrasi yang tinggi pada semua organisasi.
Keith Davis dan John W
(1985: 4), menerangkan bahwa kebanyakan perusahaan bergantung pada organisasi
klasik untuk membangun strukturnya karena teori ini berkaitan dengan
unsur-unsur dalam suatu lembaga, seperti kuasa, tanggung jawab, pembagian
kerja, spesialisasi, dan kesalingbergantungan semua bagian. Proses
pengorganisasian dapat ditinjau dengan dua cara. Ia dapat dipandang sebagai
proses konstruksi di mana sejumlah besar unit kerja yang kecil digabungkan
menjadi pekerjaan, departemen, divisi, dan akhirnya sebuah lembaga. Atau
organisasi dapat dipandang sebagai proses analisis untuk mengelompokan bidang
pekerjaan tertentu menjadi divisi, departemen, dan akhirnya pekerjaan
ditugaskan kepada orang tertentu.
a)Teori Birokrasi
Sudarno Wiryohandoyo (2002: 47), menyatakan
bahwa Weber berpendapat, birokrasi meliputi birokrasi publik (yang semua dalam
struktur pemerintahan) dan birokrasi privat (yang hidup dalam kehidupan
organisasi swasta).
Indriyo dan
I Nyoman (2000: 253), menyatakan bahwa menurut Weber birokrasi adalah konsep
sosiologi yang berkaitan dengan kumpulan aktivitas organisasi yang jelas dan
rasional. Kata birokrasi berasal dari bahasa Perancis “bureau”, yang artinya
“kantor”. Secara singkat birokrasi adalah kumpulan atau serangkaian dari
pengorganisasian kantor atau organisasi secara berhati-hati dengan melaksanakan
fungsi spesialisasi sesuai dengan kejelasan peran dan prosedur. Struktur
birokrasi memiliki enam karakteristik seperti berikut :
(1) Pembagian
kerja atas dasar spesialisasi fungsional
(2) Penentuan hierarki
wewenang dengan baik
(3) Sistem
aturan mengatur hak dan kewajiban pekerja
(4) Hubungan
yang bersifat impersonal
(5) Promosi dan
seleksi didasarkan pada keahlian yang kompeten
(6) Komunikasi
dan catatan tertulis.
Keith Davis
dan John W (1985: 9), berpendapat bahwa birokrasi dicirikan dengan sistem
administrasi yang besar dan rumit yang beroprasi dengan menekankan
impersonalitas. Karakteristik utamanya adalah penekanan pada spesialisasi,
hierarki wewenang yang kaku, pengaturan dan pengendalian terinci, dan impersonalitas.
b) Teori Administrasi
Salah satu tokoh teori administrasi
adalah Henry Fayol seorang industralis dari perancis pada tahun 1916
telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang
terkenal Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri
dan Umum) (Unisada. Bab 1-4 Manajemen.https://www.google.com/url?q=http://ft.unsada.ac.id/
wp-content/ uploads/ Oktober 2010.bab-1-4-mana.pdf./14 Desember
2013). Pada tahun 1841-1925 mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang
menjadi dasar perkembangan teori administrasi adalah :
(1)
Pembagian kerja (division
of work)
(2)
Wewenang dan tanggung jawab (authorityand
responsibility)
(3)
Disiplin (discipline)
(4) Kesatuan
perintah (unity of command)
(5) Kesatuan
pengarahan (unity of direction)
(6) Mendahulukan
kepentingan umum dari pada pribadi
(7) Balas jasa (remuneration of personnel)
(8) Sentralisasi
(centralization)
(9) Rantai
scalar (scalar chain)
(10) Aturan (oreder)
(11) Keadilan (equity)
(12) Kelanggengan
personalia (stability of tenure of
personnel)
(13) Inisiatif (initiative)
(14) Semangat
korps (spirit de corps)
(Unisada. Bab 1-4 Manajemen. https://www.google.com/url?q
=http://ft.unsada.ac.id/wp-content/ uploads/ Oktober 2010/bab-1-4-ma na.pdf.14 Desember
2013).
c)
Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah (scientific
management) dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.
Ada 2 pendapat tentang manajemen ilmiah. Pendapat pertama mengatakan manajemen
ilmiah adalah penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan
masalah-masalah organisasi. Pendapat kedua mengatakan manajemen ilmiah adalah
seperangkat mekanisme atau teknik “a bag
of tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
(Unisada. Bab
1-4 Manajemen. https://www.google.com/url?
q=http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/Oktober 2010/bab-1-4-mana .pdf.14 Desember
2013).
2)
Teori
Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi)
Aliran
neoklasik (hubungan manusia) muncul karena ketidak puasan pada pendekatan
klasik yang tidak menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
Manajer menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak
selalu mengikuti pola prilaku yang rasional, sehingga pembahasan sisi prilaku
manusia dalam organisasi menjadi penting. Dalam aliran neoklasik ini Hugo
Munsterberg (1863-1916) menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari
psikologi eksperimen. Elton Mayo (1880-1949) menyarankan manajer berintraksi
dengan bawahan. Untuk menciptakan hubungan baik maka manajer harus mengerti faktor
faktor sosial dan psikologi bawahan.
(Andi.9FaktorProduksiManajemen.ocw.usu.ac.id/course/9_faktor_produksi_manajemen_.pdf.14
Desember 2013).
3)
Teori Organisasi Modern
Salah satu aliran besar dalam teori organisasi adalah teori modern, yang
kadang-kadang disebut juga analisa sistem (Muhammad. Teori Organisasi Modern. http://muhamadmuslihlatief91.wordpress.com
/3 Mei 2013 / 33
-teori-organisasi-modern/ 14 Desember 2013). Teori modern adalah
multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori
modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling
ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu
sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi
organisasi merupakan sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses, bagian dan
fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan
lingkungan.
Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu
saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan
bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of thinking atau cara berfikir
mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan
mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku
organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Teori Organisasi Modern berawal dari dasar pemikiran, yaitu:
a)
Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan
deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya.
b)
Teori Modern menekankan pada perpaduan dan
perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
c)
Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep
koordinasi,
skalar dan vertikal.
skalar dan vertikal.
Ciri-ciri organisasi modern adalah :
a)
Organisasi bertambah besar
b)
Pengolahan data semakin cepat
c)
Penggunaan staff lebih intensif
d)
Kecenderungan spesialisasi
e)
Memiliki prinsip-prinsip organisasi
f)
Memiliki unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap
(Muhammad. Teori Organisasi Modern. http://muhamadmuslihlatief91.wordpress .com/3 Mei
2013/33-teori-organisasi-modern/14 Desember 2013).
Setelah berbagai pengertian dari teori-teori organisasi diatas, maka
teori yang paling relevan dengan penelitian ini adalah teori organisasi modern.
Hal itu karena ciri-ciri dalam teori organisasi modern mirip dengan ciri-ciri
yang dimiliki oleh organisasi persyarikatan Muhammadiyah. Ciri-ciri tersebut
diantaranya yaitu :
a)
Organisasi bertambah besar
Hal ini
dapat dilihat dari susunan organisasi Muhammadiyah yang menurut Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah (2005: 11) pasal 9 yang berisi tentang
susunan organisasi Muhammadiyah, terdiri atas : ranting, cabang, daerah,
wilayah dan pusat. Adanya susunan organisasi yang seperti itu maka dapat
disimpulkan bahwa organisasi Muhammadiyah telah berkembang pesat dan menjadi
salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
b)
Pengelolaan Data Semakin Cepat.
Ciri ini
dapat dilihat dengan berbagai teknologi yang digunakan organisasi Muhammadiyah
dalam berdakwah. Misalnya, menggunakan web resmi Muhammadiyah alamat web
tersebut yaitu: www.muhammadiyah.or.id, selain
itu juga menggunakan sosial media seperti Facebook dan juga Twitter
sebagai media dakwa secara online. Adapun organisasi Muhammadiyah juga
mengembangkan ilmu teknologinya dengan menerbitkan stasiun televise yang diberi
nama ADTV (Ahmad Dahlan TV) yang hanya tersiar di Yogyakarta. Berbagai
teknologi telah digunakan organisasi Muhammadiyah, hal itu ditujukan untuk
mempercepat pengolahan data sehingga semakin cepat pula data tersebut dapat
disampaikan kepada anggota Muhammadiyah yang lain.
c)
Penggunaan Staff Lebih Intensif
Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah (2005: 10) telah menjelaskan dalam
pasal 8 tentang Anggota serta Hak dan Kewajibannya. Dimana anggota Muhammadiyah
dibagi menjadi 3, yaitu :
(1)
Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia beragama
Islam.
(2)
Anggota Luar Biasa ialah orang Islam bukan warga
negara Indonesia.
(3)
Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam
yang berjasa terhadap Muhammadiyahdan atau karena kewibawaan dan keahliannya
bersedia membantu Muhammadiyah.
Pembagian keanggotaan tersebut
dimaksudkan supaya staff-staff atau anggota-anggota yang dimiliki dapat dimanfaatkan
lebih intensif lagi.
d)
Memiliki Prinsip-Prinsip Organisasi
Hal ini
bisa dilihal dengan dibuatnya Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM)
yang merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi,
keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis,
mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan,
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni budaya
yang menunjukan prilaku uswah hasanah atau teladan yang baik (PP Muhammadiyah,
Manhaj Gerakan Muhammadiyah, 2005: XXV). Selain itu juga terdapat Anggaran
Dasar dan Anggaran Ruah Tangga Muhammadiyah. Prinsip-prinsip yang dimiliki
Muhammadiyah semuanya terdapat dalam PHIWM dan juga AD/ART Muhammadiyah
tersebut.
e)
Memiliki unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap.
Muhammadiyah
juga memiliki unsur-unsur organisasi yang termasuk lengkap. Hal itu dapat
dilihat dengan pembagian wilayah kepemimpinan yaitu: Pusat, Wilayah, Daerah,
Cabang, Ranting. Selain itu juga unsur dalam organisasi Muhammadiyah yaitu
unsur pembantu pimpinan yang terdapat pada bab VII Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Muhammadiyah. Unsur-unsur tersebut diantaranya :
(1)
Unsur pembantu pimpinan terdiri atas Majelis dan
Lembaga.
(2)
Majelis adalah unsur Pembantu Pimpinan yang
menjalankan sebagian tugas poko Muhammadiyah.
(3)
Lembaga adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang
menjalankan tugas pendukung Muhammadiyah.
(4)
Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu
Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Penggunan teori organisasi modern dalam penelitian ini
manfaatnya adalah untuk memudahkan dalam mengetahui perkembangan persyarikatan
Muhammadiyah Merden serta perkembangan amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah
Merden melalui ciri-ciri dari organisasi modern tersebut. Selanjutnya ciri-ciri
yang ada di dalam organisasi modern dihubungkan ke dalam penelitian untuk
mengetahui perkembangan persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah Cabang Merden
sampai 2013.
2.
Pendekatan
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 yaitu :
a. Pendekatan
Sosiologi
Indriyo dan I Nyoman (2000:
9), menyatakan ilmu sosiologi membahas tentang sistem sosial dan interaksi
manusia dalam sistem sosial. Sumbangan ilmu sosiologi terhadap perilaku
keorganisasian terutama pemahaman tentang perilaku kelompok di dalam
organisasi.
Menurut Sartono Kartodirdjo
(1992: 140-141) menyatakan bahwa sosiologi sejarah adalah studi sosiologis
mengenai suatu kejadian atau gejala di masa lampau. Yang pertama dilakukan oleh
sejarawan, sedang yang kedua oleh sosiolog. Adapun hasilnya mungkin tidak
banyak berbeda. Sejarawan yang menguraikan struktur-struktur dari masa tertentu
sudah semestinya banyak memakai konsep-konsep sosiologi, seperti stratifikasi
sosial, kelas sosial, elite, struktur kekuasaan, dan lain sebagainya.
Keith Davis dan John W
(1985: 226), berpendapat pendekatan sosial mengakui bahwa apa yang terjadi di
luar perusahaan akan mempengaruhi praktik perilaku organisasi di dalam
perusahaan. Di samping itu, apa yang terjadi di dalam perusahaan akan
mempengaruhi masyarakat. Pimpinan perusahaan harus senantiasa waspada dan
tanggap terhadap lingkungan luar ini, karena merupakan pengaruh atas operasi di
dalam.
Penggunaan pendekatan sosiologi
dalam penelitian ini berhubungan dengan objek yang akan diteliti mengenai
permasalahan sosial dari organisasi Muhammadiyah Cabang Merden. Oleh sebab itu
pendekatan sosiologi ini peneliti kaitkan dengan berbagai hal dalam penelitian
ini terutama dalam bidang amal usaha sosial, seperti amal usaha yang
berhubungan langsung dengan masyarakat sekitar wilayah penelitian.
b. Pendekatan
Psikologi Sosial
Dr.
Sarlito Wirawan Sarwono (2001: 3), mendefinisikan Psikologi Sosial Sebagai :
“Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari
rangsang-rangsang sosial”. Tedapat 3 wilayah studi Psikologi Sosial :
1)
Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses
invidual, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi
(sifat). Walaupun topik-topik ini bukan monopoli dari psikologi Sosial, namun
pisokologi sosial tidak dapat menghindar dari studi tentang topik-topik ini.
2)
Studi tentang proses-proses individual bersama,
seperti bahasa, sikap sosial dan sebagainya.
3)
Studi tentang interaksi kelompok, misalnya
kepemimpinan, komunikasi, hubungan kekuasaan, otoriter, konformitas
(Keselarasan), kerja sama, persaingan, peran dan sebagainya.
Istilah
individu dalam definisi di atas menunjukan bahwa unit analisis dari psikologi
sosial adalah individu, bukan masyarakat atau kebudayaan. Terdapat
rangsangan-rangsangan sosial yang berupa manusia dan seluruh hasil karya
manusia yang ada di sekitar individu. Termasuk dalam karya-karya manusia ini
antara lain adalah norma-norma, kelompok sosial dan produk-produk sosial
lainnya.
Dr.
Sarlito Wirawan Sarwono (2001: 4) juga menyatakan tujuan Psikologi Sosial yaitu
untuk mengerti suatu gejala atau fenomena. Setelah mengerti suatu fenomena,
kita dapat membuat peramalan-peramalan tentang kapan akan terjadinya fenomena
tersebut dan bagaimana fenomena tersebut akan terjadi. Selanjutnya, dengan
pengertian dan kemampuan peramalan itu, kita dapat mengendalikan fenomena itu
sampai batas-batas tertentu.
Indriyo
dan I Nyoman (2000: 9), menyatakan bahwa ilmu psikologi memberikan sumbangannya
terhadap perilaku keorganisasian terutama dalam hal pemahaman tentang perilaku
individu dalam organisasi. Psikologi, terutama psikologi organisasi mencoba
untuk memahami, meramalkan dan mengendalikan perilaku seseorang dalam
organisasi.
Stephen
P. dan Timothy A (2008: 15-16), berpendapat psikologi sosial memadukan konsep
dari psikologi dan sosiologi, meskipun pada umumnya dianggap sebagai cabang
dari psikologi. Psikologi sosial berfokus pada pengaruh seseorang terhadap
individu lainnya. Satu bidang utama yang diteliti oleh psikologi sosial adalah
perubahan cara menerapkannya dan cara mengurangi hambatan terhadap penerimanya.
Selain itu, kita juga menemukan psikologi-psikologi social yang memberikan
kontribusi signifikan dalam bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap;
pola komunikasi; dan pembangunan kepercayaan. Psikologi sosial telah memberikan
kontribusi yang penting terhadap studi kita tentang perilaku, kekuatan, dan
konflik kelompok.
Pendekatan
Psikologi Sosial juga digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Hal itu
karena psikologi sosial berhubungan dengan sesuatu yang akan diteliti oleh
penulis. Hubungan tersebut yaitu tentang individu-individu yang menjadi anggota
Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden.
Individu-individu
tersebut peneliti ambil sampel yang nantinya akan dijadikan sebagai narasumber
dalam penelitian ini. Seperti misalnya hubungan antara sesama anggota
Muhammadiyah Cabang Merden akan lebih erat hubungan persaudaraannya
dibandingkan dengan hubungan diantara anggota Muhammadiyah dengan masyarakat
yang tidak masuk didalam keanggotaan, hubungannya hanya sebatas menjaga tali silaturahmi
dan persaudaraan. Selain itu biasanya anggota Muhammadiyah Cabang Merden akan
lebih disegani oleh masyarakat sekitar karena dianggap memiliki kuasa dalam
mengatur roda pemerintahan di desa Merden khususnya dan wilayah Cabang Merden
pada umumnya.
G. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, sebab penelitian ini
berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Metode penelitian
sejarah adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis terhadap
rekaman atau peninggalan peristiwa di masa lampau (Louis Gottsclak, 1975: 32).
Menurut Nugroho Notosusanto (1975: 103), tahap-tahap dalam penelitian Sejarah
meliputi Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi.
Adapun langkah-langkah dalam penelitian sejarah yang
dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1.
Heuristik
Heuristik
merupakan kegiatan menghimpun jejak sejarah, pada tahap ini peneliti diharuskan
menghimpun fakta-fakta dan mengumpulkan sebagai sumber data. Peneliti ditahap
ini tidak terlalu kesulitan dalam mencari fakta-fakta maupun data-data yang
akan dijadikan sebagai sumber penelitian. Fakta-fakta dan sumber-sumber yang
diperoleh antara lain dari dokumen-dokumen kegiatan dan amal usaha
Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden.
Peneliti
juga melakukan observasi ke Desa Merden di mana Cabang Merden berada, kemudian
melakukan observasi secara langsung ke kantor sekretariat Pimpinan Cabang
Merden dan juga ke beberapa ranting sekitar desa Merden. Selain itu juga
peneliti akan melakukan wawancara kepada beberapa tokoh Persyarikatan
Muhammadiyah Cabang Merden untuk dijadikan sebagai narasumber sehingga data
yang diperoleh menjadi lebih valid lagi. Adapun narasumber yang akan
diwawancara antara lain :
a. H. Yunus
Munawir : Ketua PCM Periode XI
(1991-1995) dan 2013 menggantikan kepemimpinan Khayan AS, S.Ag. M. Pd yang
wafat.
b. Wartojo : Ketua PCM Periode XIII
(2000-2005)
c. Soleh
Santoso S.Pd.i : Selaku Kepala Sekolah
MTs Muhammadiyah Merden
d. Sukarso
S.Pd :
Selaku Kepala Desa Merden
e. Dharsum Asy
S.Pd : Selaku Sekretaris PCM Merden
2.
Kritik Sumber
Kritik
sumber merupakan kegiatan menyelidik sumber-sumber sejarah yang telah
ditemukan. Pada tahap ini merupakan suatu usaha untuk mendapatkan jejak-jejak
sejarah yang benar-benar otentik serta mengandung informasi yang relevan dengan
tema sejarah yang hendak disusun. Kritik sumber dibagi menjadi 2 yaitu kritik
intern dan kritik ekstern. Hal yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah
mengolah sumber yang diperoleh baik dari data-data dokumen maupun dari hasil
wawancara kepada narasumber. Data tersebut kemudian dicari data yang paling
valid baik dari data yang diperoleh melalui kritik intern maupun kritik
ekstern. Cara untuk mencari kevalidan data misalnya dengan melihat data hasil
dari wawancara serta dokumen-dokuman apakah cocok atau tidak antara keduanya,
apabila cocok maka bisa peneliti katakan data tersebut mendekati valid.
Data dari
kritik intern yaitu data-data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada
narasumber serta dokumen-dokumen Persyarikatan Muhammadiyan Cabang Merden,
sedangkan kritik ekstern adalah data-data yang diperoleh dari berbagai
buku-buku yang berkaitan atau yang relevan dengan penelitian ini.
3.
Interpretasi
Interpretasi
yaitu menentukan makna saling berhubungan dari sumber-sumber sejarah yang telah
ditemukan. Hal ini dimaksudkan agar sumber data yang ada mampu mengungkapkan
suatu permasalahan dengan jelas berdasarkan data-data atau keterangan tersebut.
Peneliti diharuskan menyusun fakta-fakta sejarah secara kronologis. Pada tahap
ini peneliti harus mengurutkan fakta-fakta dari data yang diperoleh secara
kronologis tentang Perkembangan dan Peran Persyarikatan Muhammadiyan Cabang
Merden sampai tahun 2013.
4.
Historiografi
Historiografi
merupakan langkah terakhir di dalam penelitian sejarah. Historiografi sendiri
adalah merupakan penyajian cerita sejarah, penyajian ini dilakukan secara
kronologis, artinya sesuai dengan urutan kejadian suatu peristiwa sejarah.
Secara umum tahap-tahap historiografi ini merupakan suatu usaha sintesa
terhadap sumber-sumber data yang telah ditemukan. Peneliti dalam tahap ini
menyusun semua fakta yang telah diurutkan sehingga menjadi sebuah cerita atau
bentuk penelitian tentang Perkembangan Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyan
Cabang Merden Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara Sampai Tahun 2013.
H. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi ini disusun ke dalam lima bab.
Bab satu pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori,
metodelogi penelitian dan sistematika skripsi.
Bab dua kondisi umum Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.
Membahas tentang kondisi geografis Kecamatan Purwanegara dan keadaan keagamaan
serta keadaan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Purwanegara.
Bab tiga perkembangan Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden sampai
tahun 2013. Membahas tentang kelahiran
Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden dan juga perkembangannya dari periode
per periode sampai tahun 2013.
Bab empat amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden dalam
bidang pendidikan dan non pendidikan. Pembahasannya meliputi amal usaha apa
saja yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Merden dalam bidang pendidikan
dan juga non pendidikan.
Bab lima simpulan dan saran, berisi mengenai
kesimpulan dari penelitian srkipsi ini dan saran-saran.