RANGKUMAN MATERI KELAS X
BAB I
MENELUSURI
PERADABAN AWAL DI KEPULAUAN INDONESIA
A.
Sebelum
Mengenal Tulisan
Pra
Sejarah adalah masa sebelum adanya aktivitas kehidupan manusia.
Pra Sebelum Sejarah Sejarah
Praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal
tulisan.
Pra Sebelum Aksara Tulisan
Istilah
lain Praaksara adalah Nirleka. Nir Tanpa dan Leka Tulisan.
Karena
belum adanya tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaan
manusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita
temukan. Zaman praaksara dimulai sejak manusia ada. Kemudian zaman praaksara
berakhir adalah ketika manusia sudah mengenal tulisan.
B.
Terbentuknya
Kepulauan Indonesia
1. Teori
Big Bang (Dentuman Besar)
Teori
Big Bang (Stephen Hawking) menyatakan
bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang
jagat raya. Gumpalan gas itu suatu saat meledak dengan satu dentuman yang amat
dahsyat. Setelah itu, materi yang terdapat dialam semesta mulai berdesakan satu
sama lain dalam kondisi suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya
tersisa energy berupa proton, neutron dan electron yang bertebaran ke seluruh
arah. Ledakan tersebut menimbulkan gelembung-gelembung alam semesta yang
menyebar dan menggembung keseluruh penjuru , sehingga membentuk galaksi-galaksi
bintang-bintang, matahari, planet-planet, bumi, bulan dan meteorit.
2. Proses
Evolusi Bumi
Proses
evolusi bumi dibagi menjadi beberapa periode, sebagai berikut :
a. Azoicum
(Yunani, a = tidak, Zoon = Binatang)
Yaitu zaman sebelum
adanya kehidupan. Pada saat itu udara dibumi masih sangat panas. Kulit bumi
masih dalam proses pembentukan dan belum
ada tanda-tanda kehidupan. Waktunya sekitar lebih dari satu milyar tahun lalu.
b. Palaezoicum
Yaitu zaman purba
tertua. Permukaan bumi mulai terbentuk hidosfer dan atmosfer. Saat itu sudah
mulai ada tanda-tanda kebidupan dengan munculnya organisme bersel tunggal yang
kemudian berkembang menjadi organisme bersel banyak. Berlangsung kira-kira
350.000.000 tahun.
Zaman ini disebut juga
zaman primer karena untuk pertama kalinya terdapat kehidupan makhluk, seperti
berikut :
·
Cambrium : mulai ada kehidupan yang amat primitive (Kerang dan Ubur-ubur).
·
Silur :
mulai ada kehidupan hewan bertulang belakang tertua (Ikan).
·
Devoon :
mulai ada kehidupan jemis amfibi tertua.
·
Carbon :
mulai ada binatang merayap sejenis reptil.
c.
Mesozoicum
Yaitu
zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia
(menyusui, hewan amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada. Lamanya
kira-kira 140.000.000 tahun. Pada zaman ini kehidupan di bumi semakin
berkembang. Binatang-binatang pada masa itu mencapai bentuk yang besar sekali.
Antara lain Dinosaurus panjangnya 12 meter, Atlantosaurus panjangnya 30 meter.
Jenis burung sudah mulai ada. Zaman ini disebut pula dengan zaman reptil,
karena pada zaman jenis binatang reptil yang paling banyak sekali. Ciri-ciri
zaman mesozoicum :
1)
Perkembangan reptile mencapai puncaknya
(terutama dinosaurus)
2)
Terdapat aktifitas tektonik, iklim dan
evolusi
3)
Benua-benua secara perlahan mengalami
pergeseran dan saling menyatu satu sama lain
4)
Iklim bumi mulai hangat
5)
Merupakan dasar dari kehidupan modern.
d.
Neozoicum
Yaitu
zaman purba baru, yang dimulai sejak 60.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini
dapat dibagi lagi menjadi dua tahap (Tersier
dan Quarter). Keadaan bumi pada
zaman ini menjadi baik. Perubahan cuaca tidak begitu besar. Zaman es mulai
menyusut makhluk-makhluk tingkat tinggi dan manusia mulai ada.
1)
Tersier
Pada
zaman ini ditandai dengan semakin berkurangnya binatang raksasa. Famili
binatang menyusui sudah mulai ada. Beberapa jenis monyet dan kera telah mulai
hidup.
2)
Quarter
Zaman
kwarter berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu. Pada zaman ini telah
ada tanda-tanda kehidupan manusia. Bagian-bagian zaman ini disebut dengan
istilah kala. Zaman ini dibagi dalam dua bagian yaitu kala plestosin dan kala
holosin.
a)
Kala
Pleistosin atau Zaman Dillivium
muncul Pithecantropus Erectus
b)
Kala
Holosin atau Zaman Alluvium muncul
Homo Sapiens
C.
Mengenal
Manusia Purba
1. Sangiran
Sangiran
berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Merupakan sebuah
kompleks situs manusia purba di Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling
penting di Indonesia bahkan Asia. Pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864. Situs
Sangiran telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia, yang
ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996 nomer 593 Daftar
Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO.
Pada
1934, Gustav Heindrich Ralph von
Koeningswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak
sekitar 2 km di barat laut kubah Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian
menjadi temuan penting bagi Situs Sangiran. Semenjak penemuan von Koeningswald
Situs Sangiran menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil
Homo erectus secara sporadis dan berkesinambungan.
Fosil
fauna yang ditemukan di Sangiran antara lain: buaya dan kura-kura raksasa,
fosil gading gajah (4 meter), rahang badak, rhinoceros sondaicus. Hewan ini
diperkirakan hidupa di Sangiran sekitar 500 ribu hingga 700 ribu tahun yang
lalu.
2. Trinil
Trinil adalah sebuah desa di pinggiran
Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Tinggalan purbakala telah lebih dulu ditemukan di daerah ini jauh sebelum von
Koeningswald menemukan Sangiran pada 1934. Penggalian Dubois dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak
Pithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang paha (utuh dan
fragmen) yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.
3. Jenis-jenis
manusia Purba
Berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, dapatlah direkonstruksi
beberapa jenis manusia purba yang pernah hidup di zaman pra-aksara, antara lain
:
a. Meganthropus
Palaeojavanicus
Artinya, manusia
raksasa dari Jawa. Manusia purba paling primitive (tua) yang ditemukan oleh
G.H.R Von Koeningswald di Sangiran (1936 dan 1941).
Ciri-ciri Meganthropus
Palaeojavanicus :
·
Memiliki otot kunyah yang kuat
·
Memiliki tonjolan kening yang mencolok
·
Memiliki tonjolan belakang yang tajam
·
Tidak memiliki dagu
·
Memiliki tulang pipi yang tebal
·
Memiliki perawakan yang tegap
·
Memakan jenis tumbuhan.
b. Jenis
Pithecanthropus
Ciri-cirinya antara lain :
·
Tinggi badan sekitar 165-180 cm
·
Volum otak berkisar antara 750-1350 cc
·
Bentuk tubuh dan anggota badan tegap,
tapi tidak setegap meganthropus.
·
Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat
kuat.
·
Graham besar dan rahang kuat
·
Tonjolan kening tebal melintang dari
dahi dari sisi ke sisi
·
Bentuk hidung tebal
·
Bagian belakang kepala tampak menonjol
menyerupai wanita berkonde
·
Muka menonjol kedepan, dahi miring ke
belakang.
Ada beberapa jenis
Pithecanthropus diantaranya :
1) Pithecanthropus
Erectus
Artinya manusia kera
yang berjalan tegak. Ditemukan oleh Eugene Dubois (1890) di Trinil, Ngawi, Jawa
Timur. Fosil tersebut berbentuk kerangka manusia yang menyerupai kera. Hidup
pada zaman Pleistosin (300.000 – 500.000 tahun lalu). Beratnya sekitar 100 kg.
2) Pithecanthropus
Mojokertensis
Ditemukan di formasi
Pucangan, Kepuhklager dan Sangiran pada tahun 1936 oleh Dr. Von Koeningswald.
Di Kepuhklager ditemukan tengkorak berumur 6 tahun, dengan isi tengkorak 650 cc
dan kalau sudah dewasa sekitar 1000 cc.
3) Pithecanthropus
Dubois
Artinya manusia kera
yang meragukan, ditemukan tahun 1939 di Sangiran oleh Dr. Koeningswald.
4) Pithecanthropus
Robustus
Artinya manusia kera
yang perkasa, ditemukan tahun 1939 di Sangiran oleh Weidenreich dan Von
Koeningswald.
5) Pithecanthropus
Soloensis
Ditemukan di Pleistosen
tengah (Sangiran dan Sambungmacan) serta Pleistosen atas (Ngebung) yang adalam
perkembangannya menjadi kepunahan.
c. Homo
Fosil homo ini pertama kali
diteliti oleh Von Reitschoten di Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh Eugene
Dubois bersama kawan-kawan. Hidup nya
sekitar 40.000-25.000 tahun lalu. Ciri-cirinya antara lain :
·
Berbadan tegap
·
Tinggi sekitar 180 cm
·
Memiliki volum otak sekitar 1000-1.300
cc
·
Tengkorak lebih besar dibanding
Pithecanthropus
·
Muka lebar
·
Hidung dan mulut menonjol
·
Dahi menonjol
·
Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda
dengan manusia sekarang.
·
Tempat penyebarannya di Indonesia,
Filiphina dan Cina Selatan.
Jenis-jenis
Homo, antara lain :
1) Homo
Sapiens
Artinya manusia sempurna, baik dari
segi fisik, volume otak maupun postur badannya secara umum tidak jauh beda
dengan manusia modern. Kadang-kadang homo sapiens juga dikatakan “manusia
bijak” karena telah lebih maju dalam berfikir dan menyiasati tantangan alam.
Kapasitas otaknya sekitar 1.400cc.
2) Homo
Soloensis
Artinya manusia yang berasal dari
Solo. Ditemukan di lembah Sungai Bengawan Solo oleh Ter Haar dan Ir. Oppenoorth
(1931-1934) di desa Ngandong Kabupaten Blora.
3) Homo
Wajakensis
Manusia Wajak merupakan
satu-satunya teman di Indonesia yang untuk sementara disejajarkan
perkembangannya dengan manusia modern awal dari akhir Kala Pleistosen. Pada
tahun 1889 ditemukan oleh B.D. Van Reitschoten di sebuah ceruk di lereng
pegunungan karst di barat laut Campurdarat, dekat Tulungagung, Jawa Timur.
4) Manusia
Liang Bua
Atau manusia
Floresiensis ditemukan tahun 2004 di sebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti
gabungan Australia dan Indonesia di Flores. Pada tahun 1950-an, Th. Verhoeven
lebih dahulu menemukan beberapa fragmen tulang manusia Liang Bua. Manusia Liang
Bua memiliki ciri tengakorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil dengan
volume otak 380cc.
D.
Perkembangan
Teknologi
1.
Kebudayaan Batu Tua
(Palaeolithikum)
Alat-alat
hasil kebudayaan zaman batu tua antara lain.
Kebudayaan
Batu Tua (Palaeolithikum)
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Kapak Perimbas
|
Kapak ini terbuat
dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara menggengam. Dipakai
untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang
buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia,
termasuk dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak
perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba
Pithecantropus.
|
|
Kapak Genggam
|
Kapak genggam
memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak dan perimbas, namun
bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya untuk membelah kayu, menggali
umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun
1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak
genggam di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan
maka disebut Kebudayaan Pacitan.
|
|
Alat-alat
Serpih (Flakes
|
Alat-alat serpih
terbuat dari pecahanpecahan batu kecil, digunakan sebagai alat penusuk,
pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih banyak ditemukan di daerah
Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan
Ngandong.
|
|
Perkakas dari Tulang dan Tanduk
|
Perkakas tulang dan
tanduk hewan banyak ditemukan di daerah Ngandong, dekat Ngawi, Jawa Timur.
Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh
peneliti arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan Ngandong. Alat-alat serpih dan alat-alat
dari tulang dan tanduk ini dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis
|
2.
Kebudayaan Batu Madya (Mesolithikum)
Kebudayaan batu madya ditandai oleh adanya
usaha untuk lebih menghaluskan perkakas yang dibuat. Dari penelitian
arkeologis kebudayaan batu madya di Indonesia memiliki persamaan
kebudayaan dengan yang ada di daerah Tonkin, Indochina (Vietnam).
Diperkirakan bahwa kebudayaan batu madya di Indonesia berasal dari kebudayaan di
dua daerah yaitu Bascon dan Hoabind. Oleh karena itu pula kebudayaan
dinamakan Kebudayaan Bascon Hoabind. Hasil-hasil kebudayaan Bascon
Hoabind, antara lain berikut ini.
Kebudayaan
Batu Madya (Mesolithikum)
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Kapak Sumatra (Pebble)
|
Bentuk kapak ini
bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Kapak genggam jenis ini
banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera, antara
Langsa (Aceh) dan Medan.
|
|
Kapak Pendek (Hache courte)
|
No-image
|
Kapak Pendek sejenis
kapak genggam bentuknya setengah lingkaran. Kapak ini ditemukan di
sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
|
Kjokken-moddinger
|
Kjokkenmoddinger
berasal dari bahasa Denmark, Kjokken berarti dapur dan modding artinya
sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah dapur berupa kulit-kulit
siput dan kerang yang telah bertumpuk. Fosil dapur sampah ini
banyak ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
|
|
Abris sous roche
|
Abris sous roche
adalah gua-gua batu karang atau ceruk yang digunakan sebagai tempat
tinggal manusia purba. Berfungsi sebagai tempat tinggal
|
|
Lukisan di Dinding Gua
|
Lukisan di dinding
gua terdapat di dalam abris sous roche. Lukisan menggambarkan hewan
buruan dan cap tangan berwarna merah. Lukisan di dinding gua ditemukan
di Leang leang, Sulawesi Selatan, di Gua Raha, Pulau Muna, Sulawesi
Tenggara, di Danau Sentani, Papua.
|
3.
Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)
Hasil
kebudayaan zaman batu muda menunjukkan bahwa manusia purba sudah mengalami
banyak kemajuan dalam menghasilkan alat-alat. Ada sentuhan tangan manusia,
bahan masih tetap dari batu. Namun sudah lebih halus, diasah,
ada sentuhan rasa seni. Fungsi alat yang dibuat jelas
untuk pengggunaannya. Hasil budaya zaman neolithikum, antara lain.
Kebudayaan
Batu Muda (Neolithikum)
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Kapak Persegi
|
Kapak persegi dibuat
dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan kayu,
menggarap tanah, dan melaksanakan upacara. Di Indonesia, kapak persegi
atau juga disebut beliung persegi banyak ditemukan di Jawa, Kalimantan
Selatan, Sulawesi, dan Nusatenggara.
|
|
Kapak Lonjong
|
Kapak ini disebut
kapak lonjong karena penampangnya berbentuk lonjong. Ukurannya ada
yang besar ada yang kecil. Alat digunakan sebagai cangkul untuk
menggarap tanah dan memotong kayu atau pohon. Jenis kapak lonjong
ditemukan di Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara.
|
|
Mata Panah
|
Mata panah terbuat
dari batu yang diasah secara halus. Gunanya untuk berburu. Penemuan
mata panah terbanyak di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
|
|
Gerabah
|
Gerabah dibuat dari
tanah liat. Fungsinya untuk berbagai keperluan.
|
|
Perhiasan
|
Masyarakat pra-aksara
telah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang, kalung, dan
anting-anting. Perhiasan banyak ditemukan di Jawa Barat, dan Jawa
Tengah.
|
|
Alat Pemukul Kulit Kayu
|
Alat pemukul kulit
kayu digunakan untuk memukul kulit kayu yang akan digunakan sebagai
bahan pakaian. Adanya alat ini, membuktikan bahwa pada zaman neolithikum
manusia pra-aksara sudah mengenal pakaian.
|
4.
Kebudayaan Batu Besar (Megalithikum)
Istilah megalithikum berasal dari bahasa Yunani,
mega berarti besar dan lithos artinya batu. Jadi, megalithikum artinya
batubatu besar. Manusia pra-aksara menggunakan batu berukuran besar
untuk membuat bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tempat pemujaan
kepada roh-roh nenek moyang. Bangunan didirikan untuk kepentingan
penghormatan dan pemujaan, dengan demikian bangunan megalithikum
berkaitan erat dengan kepercayaan yang dianut masyarakat
pra-aksara pada saat itu. Bangunan megalithikum tersebar di seluruh Indonesia.
Berikut beberapa bangunan megalithikum.
Kebudayaan
Batu Besar
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Menhir
|
Menhir adalah sebuah
tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara penghormatan roh
nenek moyang. Menhir ditemukan di Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, dan
Kalimantan.
|
|
Sarkofagus
|
Sarkofagus adalah
peti mayat yang terbuat dari dua batu yang ditangkupkan. Peninggalan ini
banyak ditemukan di Bali
|
|
Dolmen
|
Dolmen adalah meja
batu tempat menaruh sesaji, tempat penghormatan kepada roh nenek moyang,
dan tempat meletakan jenazah. Daerah penemuannya adalah Bondowoso, Jawa
Timur.
|
|
Peti Kubur Batu
|
Peti Kubur Batu
adalah lempengan batu besar yang disusun membentuk peti jenazah. Peti
kubur batu ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
|
|
Waruga
|
Waruga adalah peti
kubur batu berukuruan kecil berbentuk kubus atau bulat yang dibuat dari
batu utuh. Waruga banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan
Sulawesi Utara.
|
|
Arca
|
Arca adalah patung
terbuat dari batu utuh, ada yang menyerupai manusia, kepala manusia, dan
hewan. Arca banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur.
|
|
Punden Berundak
|
Punden berundak-undak
merupakan tempat pemujaan. Bangunan ini dibuat dengan menyusun batu
secara bertingkat, menyerupai candi. Punden berundak ditemukan di daerah
Lebak Sibeduk, Banten Selatan.
|
5.
Kebudayaan Zaman Logam
Kebudayaan perunggu di Indonesia diperkirakan
berasal dari daerah bernama Dongson di Tonkin, Vietnam. Kebudayaan Dongson
datang ke Indonesia kira-kira abad ke 300 SM di bawa oleh manusia sub ras
Deutro Melayu (Melayu Muda) yang mengembara ke wilayah Indonesia.
Hasilhasil kebudayaan zaman logam, antara lain.
Kebudayaan Zaman Logam
|
||
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Nekara
|
Nekara adalah tambur
besar yang berbentuk seperti dandang yang terbalik. Benda ini
banyak ditemukan di Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.
|
|
Moko
|
Nekara yang berukuran
lebih kecil, ditemukan di Pulau Alor, Nusatenggara Timur. Nekara
dan Moko dianggap sebagai benda keramat dan suci.
|
|
Kapak Perunggu
|
Kapak perunggu
terdiri beberapa macam, ada yang berbentuk pahat, jantung, dan
tembilang. Kapak perunggu juga disebut sebagai kapak sepatu atau
kapak corong. Daerah penemuannya Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, dan
Irian. Kapak perunggu dipergunakan untuk keperluan sehar-hari.
|
|
Candrasa
|
Sejenis kapak namun
bentuknya indah dan satu sisinya panjang, ditemukan di Yogyakarta.
Candrasa dipergunakan
untuk kepentingan upacara keagamaan dan sebagai tanda kebesaran.
|
|
Perhiasan Perunggu
|
Benda-benda perhiasan
perunggu seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, bandul
kalung pada masa perundagian, banyak ditemukan di daerah Jawa
Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.
|
|
Manik-manik
|
Manik-manik adalah
benda perhiasan terdiri berbagai ukuran dan bentuk.
Manik-manik dipergunakan sebagai perhiasan dan bekal hidup enam,
bulat, dan oval. Daerah penemuannya di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk,
Bogor, Besuki, dan Buni.
|
|
Bejana Perunggu
|
Bejana perunggu
adalah benda yang terbuat dari perunggu berfungsi sebagai wadah atau
tempat menyimpan makanan. Bentuknya bulat panjang dan menyerupai gitar
tanpa tangkai. Benda ini ditemukan di Sumatera dan Madura.
|
|
Arca Perunggu
|
Benda bentuk patung
yang terbuat dari perunggu menggambar orang yang sedang menari, berdiri,
naik kuda, dan memegang panah. Tempat-tempat penemuan di
Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor, dan Palembang.
|
E.
Pola
Hunian
Karakter pola hunian
manusia purba, diantaranya :
1. Kedekatan
dengan sumber air
2. Kehidupan
dialam terbuka
3. Memanfaatkan
gua-gua sebagai tempat tinggal
4. Nomaden
(berpindah-pindah)
F.
Mengenal
Api
Penemuan api kira-kira
terjadi pada 400.000 tahun lalu. Penemuan api pada periode manusia Homo
Erectus. Pada walnya pembuatan apai dilakukan dengan cara membenturkan dan
menggosokan benda halus yang mudah terbakar dengan benda padat lain.
G.
Berburu
sampai Bercocok Tanam
1. Kehidupan
Berburu
a. Masih
tergantung dengan alam
b. Kehidupan
masih berpindah-pindah (nomadena)
c. Tempat
tinggal biasanya dekat dengan sumber air (sungai, pantai atau danau)
d. Food
Gathering
e. Alat
yang digunakan dari bahan batu sederhana
f. Manusianya
Meganthropus dan Pithecanthropus
2. Kehidupan
bercocok tanam
a. Food
Producing
b. Manusianya
Homo Sapien
c. Mengenal
bercocok tanam
d. Memiliki
tempat tinggal
H.
Kedatangan
Deutro dan Protomelayu
Menurut Sarasin
bersaudara, penduduk asli Kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan
bertubuh kecil. Mereka mulanya tinggal di Asia bagian tenggara. Ketika zaman es
mencair dan air laut naik hingga terbentuk Laut Cina Selatan dan Laut Jawa,
sehingga memisahkan pegunungan vulkanik Kepulauan Indonesia dari daratan utama.
Beberapa penduduk asli Kepulauan Indonesia tersisa dan menetap di daerah-daerah
pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Penduduk
asli itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh Sarasin. Ras yang masuk dalam
kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja, Miaotse, Yao-Jen di Cina, dan
Senoi di Semenanjung Malaya. Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang
Mamak yang tinggal di Sumatra dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua
di Kepulauan Indonesia.
Kedatangan Proto Melayu
dan Deutro Melayu menurut Sarasin lebih dari 2.000 tahun lalu.
1. Proto
Melayu
Proto
Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari Madagaskar
sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik. Mereka diperkirakan datang dari
Cina bagian selatan. Ciri-cirinya antara lai :
a. Rambut
lurus
b. Kulit
kuning kecoklat-coklatan
c. Bermata
sipit
Terkenal
dengan budaya batu (yang sudah dihaluskan). Hasil budaya yang terkenal: kapak
persegi (banyak di temukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dan kapak
lonjong (banyak digunakan mereka yang melalui jalan utara, yakni Sulawesi dan
Irian.). Penduduk asli dan ras proto melayu itu pun kemudian melebur. Mereka
itu kemudian menjadi suku bangsa Batak, Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo.
Datang
dengan 2 jalan, yaitu:
a. Jalan
barat dari Yunan (Cina Selatan) melalui Selat Malaka (Malaysia) masuk ke
Sumatra masuk ke Jawa. Mereka membawa alat berupa kapak persegi.
b. Jalan
utara (timur) dari Yunan melalui Formosa (Taiwan) masuk ke Filipina kemudian ke
Sulawesi kemudian masuk ke Irian. Mereka membawa alat kapak lonjong.
2. Deutero
Melayu
Datang
sekita 500 SM. Datang dari Yunan (China Selatan) masuk melalui jalan barat. Berhasil
mendesak dan bercampur dengan bangsa Proto Melayu. Bangsa Deutero Melayu masuk
melalui Teluk Tonkin (Yunan) ke Vietnam, lalu ke Semenanjung Malaka, terus ke
Sumatra, dan akhirnya masuk ke Jawa. Deutero Melayu merupakan ras yang datang
dari Indocina bagian utara. Mereka membawa budaya baru berupa perkakas dan
senjata besi di Kepulauan Indonesia, atau Kebudayaan Dongson. Peradaban mereka
ditandai dengan keahlian mengerjakan logam dengan sempurna. Perpindahan mereka
ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang mereka
tinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia, yaitu berupa kapak persegi
panjang. Peradaban ini dapat dijumpai di Malaka, Sumatera, Kalimantan,
Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur.
3. Melanesoid
Mereka
tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan
benua Australia. Di Kepulauan Indonesia mereka tinggal di Papua. Pada mulanya
kedatangan Bangsa Melanesoid di Papua berawal saat zaman es terakhir, yaitu
tahun 70.000 SM. Peradaban bangsa Melanesoid dikenal dengan paleotikum. Asal
mula bangsa Melanesia, yaitu Proto Melanesia merupakan penduduk pribumi di
Jawa. Mereka adalah manusia Wajak yang tersebar ke timur dan menduduki Papua,
sebelum zaman es berakhir dan sebelum kenaikan permukaan laut yang terjadi pada
saat itu.
4. Negrito
dan Weddid
Sebutan
Negrito diberikan oleh orang-orang Spanyol karena yang mereka jumpai itu
berkulit hitam mirip dengan jenis-jenis Negro. Sejauh mana kelompok Negrito itu
bertalian darah dengan jenis-jenis Negro yang terdapat di Afrika. Kelompok
Weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala mesocephal dan letak mata yang
dalam sehingga nampak seperti berang; kulit mereka coklat tua dan tinggi
rata-rata lelakinya 155cm. Weddid artinya jenis Wedda yaitu bangsa yang
terdapat di pulau Ceylon (Srilanka). Persebaran orang-orang Weddid di Nusantara
cukup luas, misalnya di Palembang dan Jambi (Kubu), di Siak (Sakai) dan di
Sulawesi pojok tenggara (Toala, Tokea dan Tomuna). Sekitar 170 bahasa yang
digunakan di Kepulauan Indonesia adalah bahasa Austronesia (Melayu-Polinesia).
Bahasa itu kemudian dikelompokkan menjadi dua oleh Sarasin, yaitu :
a. Bahasa
Aceh dan bahasa-bahasa di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Bahasa Batak, Melayu
standar, Jawa, dan Bali. Kelompok bahasa ini mempunyai hubungan dengan bahasa
Malagi di Madagaskar dan Tagalog di Luzon.